Assalamualaikum.Do Follow Me? Back To Dashboard? Nice To Meet You.Visit Here Again =3
Status
Say, “My prayer, my offering, my life and my death are for Allah, the Lord of all the worlds.” - The Holy Quran [6:162]
Kisah Teladan Islamik
Assalamu'alaikum....Selamat datang ke blog Kisah Teladan Islamik....Peace be to you....Welcome to Kisah Teladan Islamik blog...:)

15/03/2012

Author : Unknown Time : 3:44:00 pm Total Comment : 0

Garis Panduan Bergurau

Umumnya garis panduan bergurau dan jenaka dalam Islam adalah seperti berikut:
1) Jangan berdusta.
Contoh yang mashyur ialah ramai yang berjenaka dengan cara mengenakan rakan mereka dengan ’April Fool’.Akibatnya ada yang merasa sakit hati atau terguris perasaan. Jadi tujuan sebenar bergurau tidak tercapai kerana ada yang merasa dirinya tertipu. Rasulullah saw pernah bersabda yang bermaksud: “Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa!” (AbuDaud)
2) Jangan menjatuhkan maruah orang lain.
Rasulullah saw pernah bersabda, maksudnya: “Cukuplah keburukan bagi seseorang yang menghina saudaranya sesama muslim.” (Muslim)
3) Berpada dan sederhana.
Rasulullah saw pernah bersabda: “Janganlah kamu banyak tertawa, kerana banyak tertawa itu dapat mematikan hati.” (Tirmizi). Hadis ini bukan melarang ketawa kerana ketawa adalah fitrah manusia. Yang dilarang adalah banyak ketawa. Saidina Ali r.a pernah berkata: “Berilah jenaka dalam perkataan dengan ukuran seperti anda memberi garam dalam makanan. Said bin Ash telah memberi nasihat yang baik dalam perkara ini seperti katanya: ”Sederhanalah engkau dalam bergurau kerana berlebihan dalam bergurau dapat menghilangkan harga diri dan menyebabkan orang-orang bodoh berani kepadamu, tetapi meninggalkan bergurau akan menjadi kakunya persahabatan dan sepinya pergaulan.”
4) Jangan sampai menakutkan.
Rasulullah saw telah bersabda maksudnya: “Tidak halal bagi seseorang menakut-nakutkan muslim yang lainnya (At-Thabarani)
5) Sesuai dengan masa dan tempat.
Tiap-tiap sesuatu ada tempatnya, tiap-tiap keadaan ada (cara dan bentuk) perkataannya sendiri. Allah swt mencela orang-orang musyrik yang tertawa ketika mendengarkan al-quran padahal seharusnya mereka menangis seperti maksud firmannya:
“Maka apakah kamu merasa hairan terhadap pemberitaan ini? Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis sedang kamu melengahkannya (An-Najm:59-61)
Di samping menjaga syarat-syarat di atas, gurauan yang kita lakukan mestilah dapat diterima oleh fitrah yang sejahtera, diredhai akal yang waras dan secocok dengan tatasusila kehidupan masyarakat yang positif dan kreatif.
Sekian
WallahuA’lam

0 Komen:

 
This Template Was Made & Design With Love By Nabila Medan. All Right Reserved To Me.