Assalamualaikum.Do Follow Me? Back To Dashboard? Nice To Meet You.Visit Here Again =3
Status
Say, “My prayer, my offering, my life and my death are for Allah, the Lord of all the worlds.” - The Holy Quran [6:162]
Kisah Teladan Islamik
Assalamu'alaikum....Selamat datang ke blog Kisah Teladan Islamik....Peace be to you....Welcome to Kisah Teladan Islamik blog...:)

27/04/2012

Author : Unknown Time : 10:15:00 pm Total Comment : 0

PENGORBANAN SAYIDINA ABU BAKAR YANG TIADA TARANYA



Rasulullah SAW bersabad yang bermaksud "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat kepada manusia" - Hadis Riwayat Jabir bin Abdullah
“Abu Bakar mengungguli kamu semua bukan kerana banyaknya sembahyang dan banyaknya puasa, tapi kerana sesuatu yang bersemayam di hatinya.” (Hadis Riwayat at-Tirmidzi dan Imam Ghazali di Ihya’ Ulumuddîn)
Setiap malam Jumaat, selesai sembahyang Isyak, tubuh yang dibalut jubah kasar itu duduk berzikir. Kepalanya menunduk sangat rendah sampai menyentuh lutut. Begitu khusyuk dan khidmat, tidak sedikit pun bergerak untuk mendongak. Menjelang fajar terbit, kepalanya baru diangkat, menghela nafas yang panjang dan tersendat-sendat. Seluruh aroma di ruangan itu berubah. Tercium bau hati yang terpanggang.
Itulah ibadah khusus Abu Bakar Radhiallâhu’anhu yang diceritakan oleh isteri beliau setelah mendapat permintaan dari Umar bin al-Khatthab. Umar menitikkan air mata, terharu mendengar cerita dari isteri pendahulunya itu. “Bagaimana putra al-Khatthab boleh memiliki hati yang terpanggang,” ujarnya. Hati yang terbakar oleh rasa takut melihat kebesaran Allah, terbakar oleh rasa cinta kerana memandang keindahan Allah, juga terbakar oleh harapan yang memuncak akan belas kasih Allah.
Abu Bakar ash-Siddiq r.a dinobatkan sebagai orang terbaik dari kalangan umat Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah SAW juga menobatkannya khalîl atau kekasih terdekat bagi beliau. Faktor utamanya bukan kerana banyaknya amal yang beliau lakukan, tapi kerana hatinya. Hatinya diserahkan khusus untuk Allah dan Rasul-Nya.
Pada saat Rasulullah SAW mengumumkan agar kaum Muslimin menyumbangkan harta mereka untuk dana perang menentang tentera Rom di Tabuk, Abu Bakar membawa seluruh hartanya kepada Rasulullah SAW.
“Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?” tanya Rasulullah kepada Abu Bakar.
“Allah dan Rasul-Nya?” jawab Abu Bakar tanpa keraguan sedikit pun.
Inilah ketulusan hati Abu Bakar.
Sayidina Abu Bakar As-Siddiq berkata kepada para sahabat,"Sesungguhnya aku telah mengatur urusan kamu, tetapi aku bukanlah orang yang paling baik di kalangan kamu maka berilah pertolongan kepadaku. Kalau aku bertindak lurus maka ikutilah aku tetapi kalau aku menyeleweng maka betulkanlah aku!"
“Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan sepenuh hati tak meninggalkan apa pun melainkan apa yang ia cintai,” demikian disebut oleh Imam al-Ghazali tentang kisah beliau ini.
Ketulusan sepenuh hati itu membawa Abu Bakar SAW menjadi orang yang paling makrifat kepada Allah di antara umat Rasulullah SAW yang lain. Abu Bakar Radhiallâhu’anhu mengorbankan segalanya untuk Allah dan Rasulullah SAW hingga, hidupnya begitu miskin setelah mengucapkan ikrar Islam di hadapan Rasulullah padahal, sebelumnya Abu Bakar adalah saudagar yang disegani di Quraisy.
Abdullah bin Umar bercerita: Suatu ketika Rasulullah SAW duduk. Di samping beliau ada Abu Bakar memakai jubah kasar, di bahagian dadanya ditutupi dengan tambalan. Malaikat Jibril turun menemui Rasulullah SAW dan menyampaikan salam Allah kepada Abu Bakar. “Hai Rasulullah, kenapa aku lihat Abu Bakar memakai jubah kasar dengan tambalan penutup di bagian dadanya?” tanya Malaikat Jibril.
“Ia telah menginfakkan hartanya untukku sebelum Penaklukan Makkah.” Sabda beliau “Sampaikan kepadanya salam dari Allah dan sampaikan kepadanya: Tuhanmu bertanya: Apakah engkau rela dengan kefakiranmu ini ataukah tidak rela?”
Rasulullah SAW menoleh kepada Abu Bakar. “Hai Abu Bakar, ini Jibril menyampaikan salam dari Allah kepadamu, dan Allah bertanya: Apakah engkau rela dengan kefakiranmu ini ataukah tidak rela?”
Abu Bakar menangis: “Apakah aku akan murka kepada (takdir) Tuhanku!? (Tidak!) Aku redha dengan (takdir) Tuhanku, Aku redha akan (takdir) Tuhanku.”
Semua miliknya habis dikorbankan untuk Allah dan Rasulullah SAW.
Inilah cinta yang hakiki. Cinta yang mengorbankan segalanya untuk Sang Kekasih, dia tak memerlukan apa-apa lagi selain Dia di hatinya. “Orang yang merasakan kemurnian cinta kepada Allah, maka cinta itu akan membuatnya berpaling dari pencarian terhadap dunia dan membuatnya merasa tidak asyik bersama dengan segenap manusia.” Demikian untaian kalimat tentang tasawuf cinta yang pernah terucap dari mulut mulia Sayidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a.
Oleh kerana itu, Sayidina Abu Bakar r.a memilih zuhud sebagai jalan hidup utama beliau. Dunia bukanlah matlamat utama yang hendak dinikmati, tapi godaan yang harus dihindari. Faktor utama yang menyebabkan manusia lupa kepada Allah adalah kesukaannya terhadap hal-hal duniawi.Faktor utama yang menyebabkan manusia mendurhakai Allah juga adalah cinta dunia. Cinta atau gila dunia merupakan ibu dari segala kesalahan yang dilakukan manusia

0 Komen:

 
This Template Was Made & Design With Love By Nabila Medan. All Right Reserved To Me.